This is default featured slide 1 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 2 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

Friday, December 25, 2015

Cara Membuat dan Menggabungkan Partisi Harddisk

Cara Membuat dan Menggabungkan Partisi Harddisk







Membuat Partisi Baru
1.      Kita buka start menu, kita ketikkan Disk Managemen lalu kita klik create and format hard disk partitions.

2.      Lalu akan muncul tampilan Disk Managemen, kita bisa mengklik kanan didisk yang akan kita partisi pilih shrink volume.

Akan muncul tampilan seperti dibawah, ditabel Enter the amount of space to shrink in MB kita bisa mengatur jumlah yang akan dipartisi didisk baru dalam bentuk MB. Misal kita partisi sebesar 5 GB, tinggal kita ketik menjadi 5000 dalam skala MB. Klik Shrink.

Disk F akan terpecah dari 20,2 GB menjadi 15,3 GB tapi partisi baru belum terlihat.


3.      Dari proses ke2 yang kita lakukan akan muncul partisi baru yang masih Unallocated, selanjutnya kita klik kanan pilih New Simple Volume.








Akan muncul Wizard pertama pilih next.

4.      Di lngkah ini ukuran angka yang kita inginkan akan terisi secara otomatis, kita juga dapat menggantinya. Next.

5.      Di sini kita menentukan Drive letter atau path, Assign the following drive letter tentukan huruf untuk partisi yang kita buat, Next.

6.      Di langkah ini kita di suruh untuk memformat terlebih dahulu, kita bisa mengisi File system, Allocation unit size, Volume label sesuai keinginan. Centang Perform a quick format, Next.

7.      Setelah itu akan muncul proses konfirmasi, kita bisa mengecek apakah sudah benar atau ada yang salah kita bisa klik back. Jika sudah benar klik Finish.

Selesai.















Menggabungkan Partisi Harddisk
1.      Kita lakukan hal yang sama seperti saat mempartisi harddisk, setelah itu akan muncul Disk Managemen lalu kita klik kanan disk yang akan kita gabungkan pilih Delete volume.

Lalu akan muncul tampilan seperti di bawah, klik Yes.

Disk G akan hilang tetapi memori masih belum tergabung.

2.      Di sini terlihat disk G sudah terhapus dan terdapat tulisan free space, selanjutnya kita klik kanan disk dimana dulu kita mempartisi disk tersebut. Pilih Extend volume.



3.      Selanjutnya akan muncul tampilan seperti dibawah ini, klik Next.

4.      Di Select Disks ini data terisi secara otomatis, kitapun dapat merubahnya. Setelah itu kita klik Next.

5.      Di langkah terakhir ini akan muncul proses konfirmasi, kita bisa mengecek apakah sudah benar atau ada yang salah kita bisa klik back. Jika sudah benar klik Finish.

Selesai.



Thursday, December 10, 2015

MAKALAH PENERAPAN PANCASILA DI ERA TEKNOLOGI INFORMASI



MAKALAH
PENERAPAN PANCASILA DI ERA TEKNOLOGI INFORMASI

Pancasila
Di susun oleh:
Raka Nur Wahyudi(22) MI2
Dosen Pembimbing:
Drs. Suyono, M.Mpd



Prodi Managemen Informatika
AKADEMI KOMUNITAS NEGERI (AKN) BOJONEGORO
TAHUN AJARAN 2015/2016
Kata Pengantar
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat serta
karunia-Nya kepada kami sehingga kami berhasil menyelesaikan makalah ini yang Alhamdulillah tepat pada waktunya. Tanpa pertolongan-Nya mungkin kami tidak akan sanggup menyelesaikan dengan baik.
Dengan membuat tugas ini kami diharapkan mampu untuk lebih mengenal tentang
Penerapan Pancasila di Era Teknologi Informasi yang kami sajikan berdasarkan informasi dari berbagai sumber.
Kami sadar, sebagai seorang mahasiswa yang masih dalam proses pembelajaran,
penulisan makalah ini masih banyak kekurangannya. Oleh karena itu, kami sangat mengharapkan adanya kritik dan saran yang bersifat positif, guna penulisan makalah yang lebih baik lagi di masa yang akan datang.
Akhir kata, kami sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah berperan
serta dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir. Semoga Allah SWT senantiasa meridhoi segala usaha kita. Amin.















DAFTAR ISI

Halaman Judul.......................................................................................................................
Kata Pengantar......................................................................................................................
Daftar Isi................................................................................................................................
BAB 1. PENDAHULUAN..................................................................................................
a.       Latar Belakang
b.      Rumusan Masalah
Landasan Teori
c.       Tujuan Penulisan
BAB 2. PEMBAHASAN.....................................................................................................
1.      PERAN PANCASILA DI ERA GLOBALISASI
a.       Fenomena Globalisasi
b.      Pengaruh Globalisasi terhadap nilai nasionalisme di kalangan muda
c.       Pancasila Sebagai Pedoman Dalam Menghadapi Globalisasi
2.      PENERAPAN PANCASILA DI ERA TEKNOLOGI INFORMASI
a.       Sikap Dalam Menanggapi Perkembangan Teknologi Informasi
b.      Cara Masyarakat untuk Mempertahankan Nilai-Nilai Pancasila
c.       Cara Mengembangkan Nilai-Nilai Pancasila Pada Lingkungan Keluarga
BAB 3.PENUTUP................................................................................................................
Kesimpulan............................................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................................









BAB I
PENDAHULUAN
a.      Latar Belakang
Pancasila merupakan sistem nilai yang digali dari nilai-nilai luhur bangsa Indonesia.
Nilai-nilai tersebut telah ada jauh sebelum Indonesia merdeka. Bahkan pada masa kerajaan telah berkembang nilai-nilai dasar yang merupakan karakter masyarakat. Bukti bahwa nilai-nilai tersebut berkembang adalah adanya tulisan dalam kitab sutasoma karangan mpu prapanca pada jaman kerajaan Majapahit. Bukti lain adalah adanya prasasti dan candi-candi yang dipercaya sebagai bukti tumbuh berkembangnya kepercayaan terhadap tuhan, budaya musyawarah dan gotong royong juga terlihat dalam setiap relief candi. Nilai-nilai itu kemudian digali dan dirumuskan menjadi suatu tatanan norma dan nilai yang kita sebut dengan Pancasila. Perumusan pancasila sendiri mempunyai sejarah yang cukup panjang sampai pada akhirnya dijadikan sebagai akta pendirian Negara Indonesia dengan sebutan staat fundamental norm.
Pancasila sebagai dasar dan ideologi negara merupakan kesepakatan politik ketika
negara Indonesia didirikan hingga sekarang di era teknologi informasi atau globalisasi.  Negara Indonesia tetap berpegang teguh kepada pancasila sebagai dasar negara. Sebagai dasar negara tentulah pancasila harus menjadi acuan Negara dalam menghadapi tantangan global dunia yang terus berkembang.
Di era globalisasi ini peran pancasila tentulah sangat penting untuk tetap menjaga
eksistensi kepribadian bangsa Indonesia. Karena dengan adanya globalisasi, batasan batasan diantara negara seakan tak terlihat, sehingga berbagai kebudayaan asing dapat masuk dengan mudah ke dalam masyarakat.
Hal ini dapat memberikan dampak positif dan negatif bagi bangsa Indonesia. Jika kita
dapat memfilter dengan baik berbagai hal yang timbul dari dampak globalisasi tentunya globalisasi itu akan menjadi hal yang positif karena dapat menambah wawasan dan mempererat hubungan antar bangsa dan negara di dunia. Tapi jika kita tidak dapat memfilter dengan baik maka  hal-hal negatif dari dampak globalisasi dapat merusak moral bangsa dan eksistensi kebudayaan indonesia.
Melihat kenyataan dalam masyarakat, sebenarnya bukan pancasila yang terpengaruh
oleh perkembangan teknologi informasi melainkan masyarakat itu sendiri. Memberi pengaruh baik atau buruk terhadap pancasila tergantung bagaimana masyarakat sebagai penganut ideologi pancasila menyikapi perkembangan teknologi informasi tersebut.
b.      Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut, masalah yang dibahas dapat dirumuskan sebagai berikut:
Ø  Usaha yang dilakukan oleh masyarakat untuk mempertahankan nilai-nilai pancasila.
Ø  Langkah awal untuk mengembangkan nilai-nilai pancasila pada lingkungan keluarga.
Ø  Apa yang dapat dilakukan di bidang teknologi informasi untuk nilai-nilai pancasila.
Landasan Teori
Teknologi informasi dan komunikasi mencakup dua aspek yaitu, Teknologi Informasi
dan Teknologi komunikasi. Teknologi informasi mencakup segala hal yang berkaitan dengan proses, penggunaan sebagai alat bantu, manipulasi, dan pengelolaan informasi. Maka Teknologi Informasi dan Komunikasi adalah suatu kesatuan yang tidak terpisahkan yang mengandung pengertian luas tentang segala kegiatan yang terkait dengan pemrosesan,  manipulasi, pengelolaan, dan transfer atau pemindahan informasi.
Perkembangan teknologi informasi mempunyai pengaruh dalam mendorong
munculnya berbagai kemungkinan tentang perubahan dunia yang akan berlangsung. Penga-ruh globalisasi dapat menghilangkan berbagai halangan dan rintangan yang menjadikan dunia semakin terbuka dan saling bergantung satu sama lain.
Pesatnya perkembangan teknologi informasi memudahkan masuknya berbagai macam
pengaruh dari luar, seperti informasi mengenai gaya hidup bangsa barat yang notabene gaya hidup bangsa barat bertentangan dengan nilai-nilai yang terkandung dalam pancasila. Jika hal tersebut dibiarkan akan menyebabkan nilai-nilai luhur pancasila dalam masyarakat terkikis bahkan habis tergilas budaya barat yang berkembang.
Salah satu usaha untuk mencegah terkikisnya nilai-nilai luhur pancasila adalah dengan
memupuk kembali nilai-nilai luhur tersebut dalam diri masyarakat Indonesia, hal ini dapat dilakukan melalui penyuluhan nilai-nilai pancasila bagi masyarakat yang tidak sedang berada dalam dunia pendidikan. Untuk masyarakat yang sedang berada dalam dunia pendidikan seperti pelajar dan mahasiswa, pengetahuan tentang pancasila bisa dimasukkan dalam kurikilum pembelajaran.
c.       Tujuan Penulisan
Adapun tujuan penulisan makalah ini, agar kita bisa menerapkan nilai-nilai pancasila
dalam menghadapi era teknologi informasi, sehingga bisa mengambil dampak positif dari globalisasi dan agar tetap bisa menjaga kepribadiaan dan jatidiri bangsa.
BAB II
PEMBAHASAN
1.      PERAN PANCASILA DI ERA GLOBALISASI
a.      Fenomena Globalisasi
Globalisasi adalah fenomena dimana batasan-batasan antar negara seakan memudar
karena terjadinya berbagai perkembangan di segala aspek kehidupan, khususnya di bidang ilmu pengetahuan dan teknologi. Dengan terjadinya perkembangan berbagai aspek kehidupan khususnya di bidang iptek maka manusia dapat pergi dan berpindah ke berbagai negara dengan lebih mudah serta mendapatkan berbagai informasi yang ada dan yang terjadi di  dunia. Namun fenomena globalisasi ini tidak selalu memberi dampak positif,berbagai perubahan yang terjadi akibat dari globalisasi sudah sangat terasa,baik itu di bidang politik,ekonomi,sosial,budaya,dan teknologi informasi.
Berbagai dampak negatif terjadi dikarenakan manusia kurang bisa memfilter dampak
dari globalisasi sehingga lebih banyak mengambil hal-hal negatif dari pada hal-hal positif yang sebenarnya bisa lebih banyak kita dapatkan dari fenomena globalisasi ini.
b.      Pengaruh Globalisasi terhadap nilai nasionalisme di kalangan muda
Arus globalisasi begitu cepat merasuk ke dalam masyarakat terutama di kalangan
muda. Pengaruh globalisasi terhadap anak muda juga begitu kuat. Pengaruh globalisasi tersebut telah membuat banyak anak muda kita kehilangan kepribadian diri sebagai bangsa Indonesia. Hal ini ditunjukkan dengan gejala-gejala yang muncul dalam kehidupan sehari- hari anak muda sekarang.
Dari cara berpakaian banyak remaja-remaja kita yang berdandan seperti selebritis
yang cenderung ke budaya Barat. Mereka menggunakan pakaian yang minim bahan yang memperlihatkan bagian tubuh yang seharusnya tidak kelihatan. Pada hal cara berpakaian tersebut jelas- jelas tidak sesuai dengan kebudayaan kita. Tak ketinggalan gaya rambut mereka dicat beraneka warna. Pendek kata orang lebih suka jika menjadi orang lain dengan cara menutupi identitasnya. Tidak banyak remaja yang mau melestarikan budaya bangsa dengan mengenakan pakaian yang sopan sesuai dengan kepribadian bangsa.
Teknologi internet merupakan teknologi yang memberikan informasi tanpa batas dan
dapat diakses oleh siapa saja. Apa lagi bagi anak muda internet sudah menjadi santapan mereka sehari- hari. Jika digunakan secara semestinya tentu kita memperoleh manfaat yang berguna. Tetapi jika tidak, kita akan mendapat kerugian. Dan sekarang ini, banyak pelajar dan mahasiswa yang menggunakan tidak semestinya. Misal untuk membuka situs-situs porno.
Bukan hanya internet saja, ada lagi pegangan wajib mereka yaitu handphone. Rasa
sosial terhadap masyarakat menjadi tidak ada karena mereka lebih memilih sibuk dengan menggunakan handphone. Dilihat dari sikap, banyak anak muda yang tingkah lakunya tidak kenal sopan santun dan cenderung cuek tidak ada rasa peduli terhadap lingkungan. Karena globalisasi menganut kebebasan dan keterbukaan sehingga mereka bertindak sesuka hati mereka. Contoh riilnya adanya geng motor anak muda yang melakukan tindakan kekerasan yang menganggu ketentraman dan kenyamanan masyarakat.
Jika pengaruh-pengaruh di atas dibiarkan, mau apa jadinya genersi muda tersebut?
Moral generasi bangsa menjadi rusak, timbul tindakan anarkis antara golongan muda. Hubungannya dengan nilai nasionalisme akan berkurang karena tidak ada rasa cinta terhadap budaya bangsa sendiri dan rasa peduli terhadap masyarakat. Padahal generasi muda adalah penerus masa depan bangsa.
c.       Pancasila Sebagai Pedoman Dalam Menghadapi Globalisasi
Pancasila sebagai dasar negara Indonesia yang sudah ditentukan oleh para pendiri
negara ini haruslah menjadi sebuah acuan dalam menjalankan kehidupan berbangsa dan bernegara,berbagai tantangan dalam menjalankan ideologi pancasila juga tidak mampu untuk menggantikankan pancasila sebagai ideologi bangsa Indonesia,pancasila terus dipertahankan oleh segenap bangsa Indonesia sebagai dasar negara, itu membuktikan bahwa pancasila merupakan ideologi yang sejati untuk bangsa Indonesia.
Oleh karena itu tantangan di era globalisasi yang bisa mengancam eksistensi
kepribadian bangsa, dan kini mau tak mau, suka tak suka ,bangsa Indonesia berada di pusaran arus globalisasi dunia. Tetapi harus diingat bahwa bangsa dan negara Indonesia tak mesti kehilangan jatidiri, kendati hidup ditengah-tengah pergaulan dunia. Rakyat yang tumbuh di atas kepribadian bangsa asing mungkin saja mendatangkan kemajuan, tetapi kemajuan tersebut akan membuat rakyat tersebut menjadi asing dengan dirinya sendiri. Mereka kehilangan jatidiri yang sebenarnya sudah jelas tergambar dari nilai-nilai luhur pancasila.
Dalam arus globalisasi saat ini dimana tidak ada lagi batasan-batasan yang jelas antar setiap bangsa Indonesia, rakyat dan bangsa Indonesia harus membuka diri.
Dahulu, sesuai dengan tangan terbuka menerima masuknya pengaruh budaya
hindu, islam, serta masuknya kaum barat yang akhirnya melahirkan kolonialisme. pengalaman pahit berupa kolonialisme tentu sangat tidak menyenangkan untuk kembali terulang. Patut diingat bahwa pada zaman modern sekarang ini wajah kolonialisme dan imperialisme tidak lagi dalam bentuk fisik, tetapi dalam wujud lain seperti penguasaan politik dan ekonomi. Meski tidak berwujud fisik, tetapi penguasaan politik dan ekonomi nasional oleh pihak asing akan berdampak sama seperti penjajahan pada masa lalu, bahkan akan terasa lebih menyakitkan. Dalam pergaulan dunia yang kian global, bangsa yang menutup diri rapat-rapat dari dunia luar bisa dipastikan akan tertinggal oleh kemajuan zaman dan kemajuan bangsa-bangsa lain. Bahkan, negara sosialis seperti Uni Soviet yang terkenal anti dunia luar tidak bisa bertahan dan terpaksa membuka diri. Maka, kini, konsep pembangunan modern harus membuat bangsa dan rakyat Indonesia membuka diri. Dalam upaya untuk meletakan dasar-dasar masyarakat modern, bangsa Indonesia bukan hanya menyerap masuknya modal, teknologi, ilmu pengetahuan, dan ketrampilan, tetapi juga terbawa masuk nilai-nilai sosial politik yang berasal dari kebudayaan bangsa lain.
Yang terpenting adalah bagaimana bangsa dan rakyat Indonesia mampu menyaring
agar hanya nilai-nilai kebudayaan yang baik dan sesuai dengan kepribadian bangsa saja yang terserap. Sebaliknya, nilai-nilai budaya yang tidak sesuai apalagi merusak tata nilai budaya nasional mesti ditolak dengan tegas. Kunci jawaban dari persoalan tersebut terletak pada Pancasila sebagai pandangan hidup dan dasar negara. Bila rakyat dan bangsa Indonesia konsisten menjaga nilai-nilai luhur bangsa, maka nilai-nilai atau budaya dari luar yang tidak baik akan tertolak dengan sendirinya. Cuma, persoalannya, dalam kondisi yang serba terbuka seperti saat ini justeru jati diri bangsa Indonesia tengah berada pada titik nadir.
Bangsa dan rakyat Indonesia kini seakan-akan tidak mengenal dirinya sendiri
sehingga budaya atau nilai-nilai dari luar baik yang sesuai maupun tidak sesuai terserap bulat-bulat. Nilai-nilai yang datang dari luar serta-merta dinilai bagus, sedangkan nilai-nilai luhur bangsa yang telah tertanam sejak lama dalam hati sanubari rakyat dinilai usang. Lihat saja sistem demokrasi yang kini tengah berkembang di Tanah Air yang mengarah kepada faham liberalisme. Padahal, negara Indonesia seperti ditegaskan dalam pidato Bung Karno di depan Sidang Umum PBB menganut faham demokrasi Pancasila yang berasaskan gotong royong, kekeluargaan, serta musyawarah dan mufakat.
Sistem politik yang berkembang saat ini sangat gandrung dengan faham liberalisme
dan semakin menjauh dari sistem politik berdasarkan Pancasila yang seharusnya dibangun dan diwujudkan rakyat dan bangsa Indonesia. Terlihat jelas betapa demokrasi diartikan sebagai kebebasan tanpa batas. Hak asasi manusia (HAM) dengan keliru diterjemahkan dengan boleh berbuat semaunya dan tak peduli apakah merugikan atau mengganggu hak orang lain. Budaya dari luar, khususnya faham liberalisme, telah merubah sudut pandang dan jati diri bangsa dan rakyat Indonesia. Pergeseran nilai dan tata hidup yang serba liberal memaksa bangsa dan rakyat Indonesia hidup dalam ketidakpastian. Akibatnya, seperti terlihat saat ini, konstelasi politik nasional serba tidak jelas. Para elite politik tampak hanya memikirkan kepentingan dirinya dan kelompoknya semata.
Dalam kondisi seperti itu sekali lagi peran Pancasila sebagai pandangan hidup dan
dasar negara memegang peranan penting. Pancasila akan menilai nilai-nilai mana saja yang bisa diserap untuk disesuaikan dengan nilai-nilai Pancasila sendiri. Dengan begitu, nilai-nilai baru yang berkembang nantinya tetap berada di atas kepribadian bangsa Indonesia. Pasalnya, setiap bangsa di dunia sangat memerlukan pandangan hidup agar mampu berdiri kokoh dan mengetahui dengan jelas arah dan tujuan yang hendak dicapai. Dengan pandangan hidup, suatu bangsa mempunyai pedoman dalam memandang setiap persoalan yang dihadapi serta mencari solusi dari persoalan tersebut.
Dalam pandangan hidup terkandung konsep mengenai dasar kehidupan yang dicita-
citakan suatu bangsa. Juga terkandung pikiran-pikiran terdalam dan gagasan suatu bangsa mengenai wujud kehidupan yang dicita-citakan. Pada akhirnya pandangan hidup bisa diterjemahkan sebagai sebuah kristalisasi dari nilai-nilai yang dimiliki suatu bangsa yang diyakini kebenarannya serta menimbulkan tekad bagi bangsa yang bersangkutan untuk mewujudkannya. Karena itu, dalam pergaulan kehidupan berbangsa dan bernegara, bangsa Indonesia tidak bisa begitu saja mencontoh atau meniru model yang dilakukan bangsa lain, tanpa menyesuaikan dengan pandangan hidup dan kebutuhan bangsa Indonesia sendiri.







 








2.      PENERAPAN PANCASILA DI ERA TEKNOLOGI INFORMASI
a.      Sikap Dalam Menanggapi Perkembangan Teknologi Informasi
Atas perkembangan yang sekarang ini orang berlomba-lomba mencari uang seba
nyak-banyaknya. Tindakan ini merusak alam semesta yang dapat mempengaruhi keseimbangan alam itu sendiri. Penggunaan teknologi baru juga dilakukan bukan karena ‘Kebutuhan‘ tetapi karena gengsi takut disebut gaptek. Banyak orang yang tidak terkendali Jiwanya menderita setres, sakit jiwa maupun penyakit berat lainnya.
Sebagai bangsa yang memiliki ideology Pancasila yang sangat kuat, sebagai para
pelajar harus pandai-pandai menyikapi perkembangan Teknologi Informasi yang sudah merabah dan mewambah di Indonesia. Khususnya di dunia pendidikan yang sudah terkontaminasi dengan adanya perkembangan Teknologi Informasi. Oleh karena itu, maka diperlukan sikap-sikap yang sesuai dengan Pancasila sehingga tidak terjadi penyimpangan-penyimpangan yang merugikan. Sikap-sikap tersebut adalah:
1. Harus selektif dalam menerima informasi-informasi dari internet yang dapat menjeruskan kearah yang tidak benar.
2. Menjaga Iman dan pedoman sehingga tidak melakukan hal-hal yang dapat merugikan orang lain, semisal hacker.
3. Tidak menggunakan internet untuk memperoleh hal-hal yang bersifat tidak sesuai dengan Agama dan Pancasila, seperti halnya membuka situs-situs pornografi.
4. Menjadikan perkembangan teknologi informasi sebagai penunjang dalam pembelajaran/  pendidikan, semisal mencari referensi melalui internet.
b.      Cara Masyarakat untuk Mempertahankan Nilai-Nilai Pancasila
Salah satu usaha untuk mencegah terkikisnya nilai-nilai luhur pancasila adalah dengan
memupuk kembali nilai-nilai luhur tersebut dalam diri masyarakat Indonesia, hal ini dapat dilakukan melalui penyuluhan nilai-nilai pancasila bagi masyarakat yang tidak sedang berada dalam dunia pendidikan. Untuk masyarakat yang sedang berada dalam dunia pendidikan seperti pelajar dan mahasiswa, pengetahuan tentang pancasila bisa dimasukkan dalam kurikilum pembelajaran. Kendala terbesar adalah untuk penyuluhan kepada masyarakat umum yang sedang tidak berada dalam dunia pendidikan, maka hal ini perlu mendapatkan perhatian khusus mengenai metode penyuluhannya.Untuk penyuluhan secara langsung, bertatap muka antara penyuluh dan masyarakat.
Kesuksesan penyuluhan pancasila kepada masyarakat secara umum memerlukan
partisipasi aktif masyarakat itu sendiri, baik dalam bentuk pernyataan maupun kegiatan. Serta melalui program-program penyuluhan pembangunan yang efektif dan handal. Untuk itu maka kegiatan penyuluhan perlu dan harus ditangani oleh tenaga profesional dilandasi komitmen yang kuat dari berbagai pihak. Dalam hal ini subtansi keahlian dan kesungguhan bergerak serta bertindak dari para pelaku penyuluhan merupakan prasyarat.
Dalam rangka meningkatkan profesionalisme para pelaku penyuluhan, perkembangan
teknologi informasi harus dapat dimanfaatkan oleh bidang penyuluhan sebagai alat mencapai tujuannya. Untuk itu, perlu didukung oleh suatu kehendak dan etika yang dilandasi oleh keilmuan penyuluhan dengan dukungan berbagai pengalaman para praktisi penyuluhan di lapangan. Peran program pendidikan yang mempersiapkan tenaga ahli penyuluhan, seperti perguruan tinggi, Pusdiklat dan lembaga pendidikan kemasyarakatan lainnya perlu mempersiapkan pelaku-pelaku penyuluhan yang mampu menyampaikan informasi dan mampu memotivasi masyarakat untuk melakukan tindakan yang tepat, sehingga tujuan dari pelaksanaan penyuluhan pancasila dapat tercapai.
c.       Cara Mengembangkan Nilai-Nilai Pancasila Pada Lingkungan Keluarga
Berfokus pada penyelamatan generasi muda untuk lebih memahami dan
mempraktekkan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan sehari-hari. Lalu, bagaimana membentengi anak-anak dari pengaruh buruk liberalisme via internet dan menanamkan ajaran Pancasila kembali? Langkah paling awal adalah menjalankan sensor informasi dari lingkungan keluarga. Orang tua hendaknya aktif membangun komunikasi secara intensif dengan anak-anak mereka dalam memberikan pengajaran nilai-nilai baik dan buruk terhadap informasi yang mereka dapatkan. Mempraktekkan kearifan lokal melalui ajaran Pancasila sebenarnya tidak sulit. Norma-norma yang berlaku dalam ajaran agama dan kehidupan sosial bermasyarakat secara eksplisit telah memuat nilai-nilai agung Pancasila sebagaimana diwariskan para leluhur bangsa ini.
Kecenderungan teknologi internet yang menempatkan manusia sebagai mesin robot
bagi visi-misi budaya Liberalisme secara perlahan akan menempatkan Pancasila sebagai hiasan semata. Sebagai benda antik yang dikagumi dan dipuja namun tidak pernah disentuh dan dihayati maknanya. Merupakan tugas kita bersama untuk berperan aktif dalam mengenalkan lagi makna sila-sila Pancasila kepada generasi muda saat ini. Tidak ada kata terlambat selama kita memiliki niat dan komitmen luhur dalam menjaga kepribadian bangsa melalui pengamalan Pancasila dalam kehidupan bermasyarakat.




BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Jadi kesimpulan dari makalah ini adalah bangsa dan negara Indonesia tidak bisa
menghindari akan adanya tantangan globalisasi (teknologi informasi), dengan menjadikan pancasila sebagai pedoman dalam menghadapi globalisasi bangsa Indonesia akan tetap bisa menjaga eksistensi dan jatidiri bangsa Indonesia.
Eksis dan tidaknya Pancasila di era global sangat tergantung dari nilai-nilai
masyarakat. Jika nilai-nilai tersebut tetap tumbuh dan berkembang, maka Pancasila juga akan terus eksis. Sebaliknya jika nilai tersebut mengalami pergeseran, besar kemungkinan  Pancasila juga akan mengalami pergeseran. Jika globalisasi mampu menggeser nilai-nilai di masyarakat dan mengganti dengan tatanan nilai yang baru, maka besar kemungkinan Eksistensi pancasila akan runtuh. Oleh karena itu, perlu adanya pemahaman nilai-nilai Pancasila sebagai dasar, pandangan hidup, dan ideologi sekaligus sebagai benteng diri dan filterisasi terhadap nilai-nilai yang masuk sebagai dampak dari globalisasi.














  

DAFTAR PUSTAKA



Cara Membersihkan Cache Smartphone

Assalamu’alaikum Wr. Wb. Gimana kabarnya kawan? Semoga baik selalu. Sebenarnya bingung sih mau nulis materi apa, eh tiba2 kepikiran cache. ...