MAKALAH
PENERAPAN PANCASILA DI ERA
TEKNOLOGI INFORMASI
Pancasila
Di susun oleh:
Raka Nur Wahyudi(22) MI2
Dosen Pembimbing:
Drs.
Suyono, M.Mpd
Prodi Managemen Informatika
AKADEMI KOMUNITAS NEGERI (AKN) BOJONEGORO
TAHUN
AJARAN 2015/2016
Kata Pengantar
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang
telah memberikan rahmat serta
karunia-Nya kepada kami
sehingga kami berhasil menyelesaikan makalah ini yang Alhamdulillah tepat pada
waktunya. Tanpa pertolongan-Nya mungkin kami tidak akan sanggup menyelesaikan
dengan baik.
Dengan membuat tugas ini kami diharapkan mampu
untuk lebih mengenal tentang
Penerapan Pancasila
di Era Teknologi Informasi yang kami sajikan
berdasarkan informasi dari berbagai sumber.
Kami sadar, sebagai seorang mahasiswa yang masih
dalam proses pembelajaran,
penulisan makalah
ini masih banyak kekurangannya. Oleh karena itu, kami sangat mengharapkan
adanya kritik dan saran yang bersifat positif, guna penulisan makalah yang
lebih baik lagi di masa yang akan datang.
Akhir kata, kami sampaikan terima kasih kepada semua
pihak yang telah berperan
serta dalam penyusunan
makalah ini dari awal sampai akhir. Semoga Allah SWT senantiasa meridhoi segala
usaha kita. Amin.
DAFTAR ISI
Halaman Judul.......................................................................................................................
Kata Pengantar......................................................................................................................
Daftar Isi................................................................................................................................
BAB 1. PENDAHULUAN..................................................................................................
a.
Latar Belakang
b.
Rumusan Masalah
Landasan Teori
c.
Tujuan Penulisan
BAB 2. PEMBAHASAN.....................................................................................................
1.
PERAN PANCASILA DI ERA GLOBALISASI
a. Fenomena Globalisasi
b.
Pengaruh Globalisasi terhadap nilai nasionalisme di
kalangan muda
c. Pancasila Sebagai Pedoman Dalam Menghadapi Globalisasi
2.
PENERAPAN PANCASILA DI ERA TEKNOLOGI
INFORMASI
a.
Sikap Dalam Menanggapi Perkembangan
Teknologi Informasi
b.
Cara Masyarakat untuk
Mempertahankan Nilai-Nilai Pancasila
c.
Cara Mengembangkan
Nilai-Nilai Pancasila Pada Lingkungan Keluarga
BAB 3.PENUTUP................................................................................................................
Kesimpulan............................................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................................
BAB
I
PENDAHULUAN
a.
Latar
Belakang
Pancasila merupakan sistem nilai yang
digali dari nilai-nilai luhur bangsa Indonesia.
Nilai-nilai
tersebut telah ada jauh sebelum Indonesia merdeka. Bahkan pada masa kerajaan
telah berkembang nilai-nilai dasar yang merupakan karakter masyarakat. Bukti
bahwa nilai-nilai tersebut berkembang adalah adanya tulisan dalam kitab
sutasoma karangan mpu prapanca pada jaman kerajaan Majapahit. Bukti lain adalah
adanya prasasti dan candi-candi yang dipercaya sebagai bukti tumbuh
berkembangnya kepercayaan terhadap tuhan, budaya musyawarah dan gotong royong
juga terlihat dalam setiap relief candi. Nilai-nilai itu kemudian digali dan
dirumuskan menjadi suatu tatanan norma dan nilai yang kita sebut dengan
Pancasila. Perumusan pancasila sendiri mempunyai sejarah yang cukup panjang
sampai pada akhirnya dijadikan sebagai akta pendirian Negara Indonesia dengan sebutan
staat fundamental norm.
Pancasila sebagai dasar dan ideologi
negara merupakan kesepakatan politik ketika
negara Indonesia
didirikan hingga sekarang di era teknologi informasi atau globalisasi. Negara Indonesia tetap berpegang teguh kepada
pancasila sebagai dasar negara. Sebagai dasar negara tentulah pancasila harus
menjadi acuan Negara dalam menghadapi tantangan global dunia yang terus
berkembang.
Di era globalisasi ini peran pancasila
tentulah sangat penting untuk tetap menjaga
eksistensi kepribadian
bangsa Indonesia. Karena dengan adanya globalisasi, batasan batasan diantara
negara seakan tak terlihat, sehingga berbagai kebudayaan asing dapat masuk
dengan mudah ke dalam masyarakat.
Hal ini dapat memberikan dampak positif
dan negatif bagi bangsa Indonesia. Jika kita
dapat memfilter
dengan baik berbagai hal yang timbul dari dampak globalisasi tentunya
globalisasi itu akan menjadi hal yang positif karena dapat menambah wawasan dan
mempererat hubungan antar bangsa dan negara di dunia. Tapi jika kita tidak
dapat memfilter dengan baik maka hal-hal negatif dari dampak globalisasi
dapat merusak moral bangsa dan eksistensi kebudayaan indonesia.
Melihat kenyataan dalam masyarakat,
sebenarnya bukan pancasila yang terpengaruh
oleh perkembangan
teknologi informasi melainkan masyarakat itu sendiri. Memberi pengaruh baik
atau buruk terhadap pancasila tergantung bagaimana masyarakat sebagai penganut
ideologi pancasila menyikapi perkembangan teknologi informasi tersebut.
b. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar
belakang tersebut, masalah yang dibahas dapat dirumuskan sebagai berikut:
Ø Usaha
yang dilakukan oleh masyarakat untuk mempertahankan nilai-nilai pancasila.
Ø Langkah
awal untuk mengembangkan nilai-nilai pancasila pada lingkungan keluarga.
Ø Apa
yang dapat dilakukan di bidang teknologi informasi untuk nilai-nilai pancasila.
Landasan
Teori
Teknologi informasi dan komunikasi
mencakup dua aspek yaitu, Teknologi Informasi
dan Teknologi
komunikasi. Teknologi informasi mencakup segala hal yang berkaitan dengan
proses, penggunaan sebagai alat bantu, manipulasi, dan pengelolaan informasi.
Maka Teknologi Informasi dan Komunikasi adalah suatu kesatuan yang tidak
terpisahkan yang mengandung pengertian luas tentang segala kegiatan yang
terkait dengan pemrosesan, manipulasi,
pengelolaan, dan transfer atau pemindahan informasi.
Perkembangan teknologi informasi
mempunyai pengaruh dalam mendorong
munculnya
berbagai kemungkinan tentang perubahan dunia yang akan berlangsung. Penga-ruh
globalisasi dapat menghilangkan berbagai halangan dan rintangan yang menjadikan
dunia semakin terbuka dan saling bergantung satu sama lain.
Pesatnya perkembangan teknologi
informasi memudahkan masuknya berbagai macam
pengaruh
dari luar, seperti informasi mengenai gaya hidup bangsa barat yang notabene
gaya hidup bangsa barat bertentangan dengan nilai-nilai yang terkandung dalam
pancasila. Jika hal tersebut dibiarkan akan menyebabkan nilai-nilai luhur
pancasila dalam masyarakat terkikis bahkan habis tergilas budaya barat yang
berkembang.
Salah satu usaha untuk mencegah
terkikisnya nilai-nilai luhur pancasila adalah dengan
memupuk
kembali nilai-nilai luhur tersebut dalam diri masyarakat Indonesia, hal ini
dapat dilakukan melalui penyuluhan nilai-nilai pancasila bagi masyarakat yang
tidak sedang berada dalam dunia pendidikan. Untuk masyarakat yang sedang berada
dalam dunia pendidikan seperti pelajar dan mahasiswa, pengetahuan tentang
pancasila bisa dimasukkan dalam kurikilum pembelajaran.
c.
Tujuan
Penulisan
Adapun tujuan penulisan makalah
ini, agar kita bisa menerapkan nilai-nilai pancasila
dalam
menghadapi era teknologi informasi, sehingga bisa mengambil dampak positif dari
globalisasi dan agar tetap bisa menjaga kepribadiaan dan jatidiri bangsa.
BAB
II
PEMBAHASAN
1. PERAN PANCASILA DI ERA GLOBALISASI
a. Fenomena Globalisasi
Globalisasi
adalah fenomena dimana batasan-batasan antar negara seakan memudar
karena
terjadinya berbagai perkembangan di segala aspek kehidupan, khususnya di bidang
ilmu pengetahuan dan teknologi. Dengan terjadinya perkembangan berbagai aspek
kehidupan khususnya di bidang iptek maka manusia dapat pergi dan berpindah ke
berbagai negara dengan lebih mudah serta mendapatkan berbagai informasi yang
ada dan yang terjadi di dunia. Namun
fenomena globalisasi ini tidak selalu memberi dampak positif,berbagai perubahan
yang terjadi akibat dari globalisasi sudah sangat terasa,baik itu di bidang
politik,ekonomi,sosial,budaya,dan teknologi informasi.
Berbagai
dampak negatif terjadi dikarenakan manusia kurang bisa memfilter dampak
dari
globalisasi sehingga lebih banyak mengambil hal-hal negatif dari pada hal-hal
positif yang sebenarnya bisa lebih banyak kita dapatkan dari fenomena
globalisasi ini.
b. Pengaruh Globalisasi terhadap nilai nasionalisme di
kalangan muda
Arus
globalisasi begitu cepat merasuk ke dalam masyarakat terutama di kalangan
muda.
Pengaruh globalisasi terhadap anak muda juga begitu kuat. Pengaruh globalisasi
tersebut telah membuat banyak anak muda kita kehilangan kepribadian diri
sebagai bangsa Indonesia. Hal ini ditunjukkan dengan gejala-gejala yang muncul
dalam kehidupan sehari- hari anak muda sekarang.
Dari
cara berpakaian banyak remaja-remaja kita yang berdandan seperti selebritis
yang
cenderung ke budaya Barat. Mereka menggunakan pakaian yang minim bahan yang
memperlihatkan bagian tubuh yang seharusnya tidak kelihatan. Pada hal cara
berpakaian tersebut jelas- jelas tidak sesuai dengan kebudayaan kita. Tak
ketinggalan gaya rambut mereka dicat beraneka warna. Pendek kata orang lebih
suka jika menjadi orang lain dengan cara menutupi identitasnya. Tidak banyak
remaja yang mau melestarikan budaya bangsa dengan mengenakan pakaian yang sopan
sesuai dengan kepribadian bangsa.
Teknologi
internet merupakan teknologi yang memberikan informasi tanpa batas dan
dapat
diakses oleh siapa saja. Apa lagi bagi anak muda internet sudah menjadi
santapan mereka sehari- hari. Jika digunakan secara semestinya tentu kita
memperoleh manfaat yang berguna. Tetapi jika tidak, kita akan mendapat
kerugian. Dan sekarang ini, banyak pelajar dan mahasiswa yang menggunakan tidak
semestinya. Misal untuk membuka situs-situs porno.
Bukan
hanya internet saja, ada lagi pegangan wajib mereka yaitu handphone. Rasa
sosial
terhadap masyarakat menjadi tidak ada karena mereka lebih memilih sibuk dengan
menggunakan handphone. Dilihat dari sikap, banyak anak muda yang tingkah
lakunya tidak kenal sopan santun dan cenderung cuek tidak ada rasa peduli
terhadap lingkungan. Karena globalisasi menganut kebebasan dan keterbukaan
sehingga mereka bertindak sesuka hati mereka. Contoh riilnya adanya geng motor
anak muda yang melakukan tindakan kekerasan yang menganggu ketentraman dan
kenyamanan masyarakat.
Jika
pengaruh-pengaruh di atas dibiarkan, mau apa jadinya genersi muda tersebut?
Moral
generasi bangsa menjadi rusak, timbul tindakan anarkis antara golongan muda.
Hubungannya dengan nilai nasionalisme akan berkurang karena tidak ada rasa
cinta terhadap budaya bangsa sendiri dan rasa peduli terhadap masyarakat.
Padahal generasi muda adalah penerus masa depan bangsa.
c. Pancasila Sebagai Pedoman Dalam
Menghadapi Globalisasi
Pancasila
sebagai dasar negara Indonesia yang sudah ditentukan oleh para pendiri
negara
ini haruslah menjadi sebuah acuan dalam menjalankan kehidupan berbangsa dan
bernegara,berbagai tantangan dalam menjalankan ideologi pancasila juga tidak
mampu untuk menggantikankan pancasila sebagai ideologi bangsa
Indonesia,pancasila terus dipertahankan oleh segenap bangsa Indonesia sebagai
dasar negara, itu membuktikan bahwa pancasila merupakan ideologi yang sejati
untuk bangsa Indonesia.
Oleh
karena itu tantangan di era globalisasi yang bisa mengancam eksistensi
kepribadian
bangsa, dan kini mau tak mau, suka tak suka ,bangsa Indonesia berada di pusaran
arus globalisasi dunia. Tetapi harus diingat bahwa bangsa dan negara Indonesia
tak mesti kehilangan jatidiri, kendati hidup ditengah-tengah pergaulan dunia. Rakyat
yang tumbuh di atas kepribadian bangsa asing mungkin saja mendatangkan
kemajuan, tetapi kemajuan tersebut akan membuat rakyat tersebut menjadi asing
dengan dirinya sendiri. Mereka kehilangan jatidiri yang sebenarnya sudah jelas
tergambar dari nilai-nilai luhur pancasila.
Dalam
arus globalisasi saat ini dimana tidak ada lagi batasan-batasan yang jelas
antar setiap bangsa Indonesia, rakyat dan bangsa Indonesia harus membuka diri.
Dahulu,
sesuai dengan tangan terbuka menerima masuknya pengaruh budaya
hindu,
islam, serta masuknya kaum barat yang akhirnya melahirkan kolonialisme. pengalaman
pahit berupa kolonialisme tentu sangat tidak menyenangkan untuk kembali
terulang. Patut diingat bahwa pada zaman modern sekarang ini wajah kolonialisme
dan imperialisme tidak lagi dalam bentuk fisik, tetapi dalam wujud lain seperti
penguasaan politik dan ekonomi. Meski tidak berwujud fisik, tetapi penguasaan
politik dan ekonomi nasional oleh pihak asing akan berdampak sama seperti
penjajahan pada masa lalu, bahkan akan terasa lebih menyakitkan. Dalam
pergaulan dunia yang kian global, bangsa yang menutup diri rapat-rapat dari
dunia luar bisa dipastikan akan tertinggal oleh kemajuan zaman dan kemajuan
bangsa-bangsa lain. Bahkan, negara sosialis seperti Uni Soviet yang terkenal
anti dunia luar tidak bisa bertahan dan terpaksa membuka diri. Maka, kini,
konsep pembangunan modern harus membuat bangsa dan rakyat Indonesia membuka
diri. Dalam upaya untuk meletakan dasar-dasar masyarakat modern, bangsa
Indonesia bukan hanya menyerap masuknya modal, teknologi, ilmu pengetahuan, dan
ketrampilan, tetapi juga terbawa masuk nilai-nilai sosial politik yang berasal
dari kebudayaan bangsa lain.
Yang
terpenting adalah bagaimana bangsa dan rakyat Indonesia mampu menyaring
agar
hanya nilai-nilai kebudayaan yang baik dan sesuai dengan kepribadian bangsa
saja yang terserap. Sebaliknya, nilai-nilai budaya yang tidak sesuai apalagi
merusak tata nilai budaya nasional mesti ditolak dengan tegas. Kunci jawaban
dari persoalan tersebut terletak pada Pancasila sebagai pandangan hidup dan
dasar negara. Bila rakyat dan bangsa Indonesia konsisten menjaga nilai-nilai
luhur bangsa, maka nilai-nilai atau budaya dari luar yang tidak baik akan
tertolak dengan sendirinya. Cuma, persoalannya, dalam kondisi yang serba
terbuka seperti saat ini justeru jati diri bangsa Indonesia tengah berada pada
titik nadir.
Bangsa
dan rakyat Indonesia kini seakan-akan tidak mengenal dirinya sendiri
sehingga
budaya atau nilai-nilai dari luar baik yang sesuai maupun tidak sesuai terserap
bulat-bulat. Nilai-nilai yang datang dari luar serta-merta dinilai bagus,
sedangkan nilai-nilai luhur bangsa yang telah tertanam sejak lama dalam hati
sanubari rakyat dinilai usang. Lihat saja sistem demokrasi yang kini tengah berkembang
di Tanah Air yang mengarah kepada faham liberalisme. Padahal, negara Indonesia seperti
ditegaskan dalam pidato Bung Karno di depan Sidang Umum PBB menganut faham
demokrasi Pancasila yang berasaskan gotong royong, kekeluargaan, serta
musyawarah dan mufakat.
Sistem
politik yang berkembang saat ini sangat gandrung dengan faham liberalisme
dan
semakin menjauh dari sistem politik berdasarkan Pancasila yang seharusnya
dibangun dan diwujudkan rakyat dan bangsa Indonesia. Terlihat jelas betapa
demokrasi diartikan sebagai kebebasan tanpa batas. Hak asasi manusia (HAM)
dengan keliru diterjemahkan dengan boleh berbuat semaunya dan tak peduli apakah
merugikan atau mengganggu hak orang lain. Budaya dari luar, khususnya faham
liberalisme, telah merubah sudut pandang dan jati diri bangsa dan rakyat
Indonesia. Pergeseran nilai dan tata hidup yang serba liberal memaksa bangsa
dan rakyat Indonesia hidup dalam ketidakpastian. Akibatnya, seperti terlihat
saat ini, konstelasi politik nasional serba tidak jelas. Para elite politik
tampak hanya memikirkan kepentingan dirinya dan kelompoknya semata.
Dalam
kondisi seperti itu sekali lagi peran Pancasila sebagai pandangan hidup dan
dasar
negara memegang peranan penting. Pancasila akan menilai nilai-nilai mana saja
yang bisa diserap untuk disesuaikan dengan nilai-nilai Pancasila sendiri.
Dengan begitu, nilai-nilai baru yang berkembang nantinya tetap berada di atas
kepribadian bangsa Indonesia. Pasalnya, setiap bangsa di dunia sangat
memerlukan pandangan hidup agar mampu berdiri kokoh dan mengetahui dengan jelas
arah dan tujuan yang hendak dicapai. Dengan pandangan hidup, suatu bangsa
mempunyai pedoman dalam memandang setiap persoalan yang dihadapi serta mencari
solusi dari persoalan tersebut.
Dalam
pandangan hidup terkandung konsep mengenai dasar kehidupan yang dicita-
citakan
suatu bangsa. Juga terkandung pikiran-pikiran terdalam dan gagasan suatu bangsa
mengenai wujud kehidupan yang dicita-citakan. Pada akhirnya pandangan hidup
bisa diterjemahkan sebagai sebuah kristalisasi dari nilai-nilai yang dimiliki
suatu bangsa yang diyakini kebenarannya serta menimbulkan tekad bagi bangsa
yang bersangkutan untuk mewujudkannya. Karena itu, dalam pergaulan kehidupan
berbangsa dan bernegara, bangsa Indonesia tidak bisa begitu saja mencontoh atau
meniru model yang dilakukan bangsa lain, tanpa menyesuaikan dengan pandangan
hidup dan kebutuhan bangsa Indonesia sendiri.
2.
PENERAPAN
PANCASILA DI ERA TEKNOLOGI INFORMASI
a. Sikap Dalam Menanggapi Perkembangan
Teknologi Informasi
Atas
perkembangan yang sekarang ini orang berlomba-lomba mencari uang seba
nyak-banyaknya.
Tindakan ini merusak alam semesta yang dapat mempengaruhi keseimbangan alam itu
sendiri. Penggunaan teknologi baru juga dilakukan bukan karena ‘Kebutuhan‘
tetapi karena gengsi takut disebut gaptek. Banyak orang yang tidak terkendali
Jiwanya menderita setres, sakit jiwa maupun penyakit berat lainnya.
Sebagai bangsa yang memiliki
ideology Pancasila yang sangat kuat, sebagai para
pelajar
harus pandai-pandai menyikapi perkembangan Teknologi Informasi yang sudah
merabah dan mewambah di Indonesia. Khususnya di dunia pendidikan yang sudah
terkontaminasi dengan adanya perkembangan Teknologi Informasi. Oleh karena itu,
maka diperlukan sikap-sikap yang sesuai dengan Pancasila sehingga tidak terjadi
penyimpangan-penyimpangan yang merugikan. Sikap-sikap tersebut adalah:
1.
Harus selektif dalam menerima informasi-informasi dari internet yang dapat
menjeruskan kearah yang tidak benar.
2.
Menjaga Iman dan pedoman sehingga tidak melakukan hal-hal yang dapat merugikan
orang lain, semisal hacker.
3.
Tidak menggunakan internet untuk memperoleh hal-hal yang bersifat tidak sesuai
dengan Agama dan Pancasila, seperti halnya membuka situs-situs pornografi.
4.
Menjadikan perkembangan teknologi informasi sebagai penunjang dalam
pembelajaran/ pendidikan, semisal
mencari referensi melalui internet.
b. Cara
Masyarakat untuk Mempertahankan Nilai-Nilai Pancasila
Salah satu usaha untuk mencegah
terkikisnya nilai-nilai luhur pancasila adalah dengan
memupuk
kembali nilai-nilai luhur tersebut dalam diri masyarakat Indonesia, hal ini
dapat dilakukan melalui penyuluhan nilai-nilai pancasila bagi masyarakat yang
tidak sedang berada dalam dunia pendidikan. Untuk masyarakat yang sedang berada
dalam dunia pendidikan seperti pelajar dan mahasiswa, pengetahuan tentang
pancasila bisa dimasukkan dalam kurikilum pembelajaran. Kendala terbesar adalah
untuk penyuluhan kepada masyarakat umum yang sedang tidak berada dalam dunia
pendidikan, maka hal ini perlu mendapatkan perhatian khusus mengenai metode
penyuluhannya.Untuk penyuluhan secara langsung, bertatap muka antara penyuluh
dan masyarakat.
Kesuksesan penyuluhan pancasila
kepada masyarakat secara umum memerlukan
partisipasi
aktif masyarakat itu sendiri, baik dalam bentuk pernyataan maupun kegiatan.
Serta melalui program-program penyuluhan pembangunan yang efektif dan handal.
Untuk itu maka kegiatan penyuluhan perlu dan harus ditangani oleh tenaga
profesional dilandasi komitmen yang kuat dari berbagai pihak. Dalam hal ini subtansi
keahlian dan kesungguhan bergerak serta bertindak dari para pelaku penyuluhan
merupakan prasyarat.
Dalam rangka meningkatkan
profesionalisme para pelaku penyuluhan, perkembangan
teknologi
informasi harus dapat dimanfaatkan oleh bidang penyuluhan sebagai alat mencapai
tujuannya. Untuk itu, perlu didukung oleh suatu kehendak dan etika yang
dilandasi oleh keilmuan penyuluhan dengan dukungan berbagai pengalaman para
praktisi penyuluhan di lapangan. Peran program pendidikan yang mempersiapkan
tenaga ahli penyuluhan, seperti perguruan tinggi, Pusdiklat dan lembaga
pendidikan kemasyarakatan lainnya perlu mempersiapkan pelaku-pelaku penyuluhan
yang mampu menyampaikan informasi dan mampu memotivasi masyarakat untuk
melakukan tindakan yang tepat, sehingga tujuan dari pelaksanaan penyuluhan
pancasila dapat tercapai.
c. Cara
Mengembangkan Nilai-Nilai Pancasila Pada Lingkungan Keluarga
Berfokus pada penyelamatan generasi
muda untuk lebih memahami dan
mempraktekkan
nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan sehari-hari. Lalu, bagaimana membentengi
anak-anak dari pengaruh buruk liberalisme via internet dan menanamkan ajaran
Pancasila kembali? Langkah paling awal adalah menjalankan sensor informasi dari
lingkungan keluarga. Orang tua hendaknya aktif membangun komunikasi secara
intensif dengan anak-anak mereka dalam memberikan pengajaran nilai-nilai baik
dan buruk terhadap informasi yang mereka dapatkan. Mempraktekkan kearifan lokal
melalui ajaran Pancasila sebenarnya tidak sulit. Norma-norma yang berlaku dalam
ajaran agama dan kehidupan sosial bermasyarakat secara eksplisit telah memuat
nilai-nilai agung Pancasila sebagaimana diwariskan para leluhur bangsa ini.
Kecenderungan teknologi internet
yang menempatkan manusia sebagai mesin robot
bagi
visi-misi budaya Liberalisme secara perlahan akan menempatkan Pancasila sebagai
hiasan semata. Sebagai benda antik yang dikagumi dan dipuja namun tidak pernah
disentuh dan dihayati maknanya. Merupakan tugas kita bersama untuk berperan
aktif dalam mengenalkan lagi makna sila-sila Pancasila kepada generasi muda
saat ini. Tidak ada kata terlambat selama kita memiliki niat dan komitmen luhur
dalam menjaga kepribadian bangsa melalui pengamalan Pancasila dalam kehidupan
bermasyarakat.
BAB
III
PENUTUP
Kesimpulan
Jadi kesimpulan dari makalah ini
adalah bangsa dan negara Indonesia tidak bisa
menghindari
akan adanya tantangan globalisasi (teknologi informasi), dengan menjadikan
pancasila sebagai pedoman dalam menghadapi globalisasi bangsa Indonesia akan
tetap bisa menjaga eksistensi dan jatidiri bangsa Indonesia.
Eksis dan tidaknya Pancasila di era
global sangat tergantung dari nilai-nilai
masyarakat.
Jika nilai-nilai tersebut tetap tumbuh dan berkembang, maka Pancasila juga akan
terus eksis. Sebaliknya jika nilai tersebut mengalami pergeseran, besar
kemungkinan Pancasila juga akan
mengalami pergeseran. Jika globalisasi mampu menggeser nilai-nilai di
masyarakat dan mengganti dengan tatanan nilai yang baru, maka besar kemungkinan
Eksistensi pancasila akan runtuh. Oleh karena itu, perlu adanya pemahaman
nilai-nilai Pancasila sebagai dasar, pandangan hidup, dan ideologi sekaligus
sebagai benteng diri dan filterisasi terhadap nilai-nilai yang masuk sebagai
dampak dari globalisasi.
DAFTAR
PUSTAKA